Ini tulisan perjalanan singkat saya yang pertama yang akan mengawali tulisan perjalanan singkat pertama saya. *dikaplok*
Hehe saya bingung harus memilih kalimat pembuka seperti apa.
Jumat malam, menikmati puing-puing recehan terakhir di tanggal 26. Iya. Saya telat gajian dan memilih minum es campur delapan ribuan dipinggir jalan. Berkhayal seketika gajian dan mengikrarkan janji, 'gajian kita turun, tancap minggat travellingan'.
Dan 15 menit kemudian gajian...............
*hening*
*hening*
*hening*
Sejam kemudian saya sudah nangkring di terminal bungurasih.
Memilah dan memilih bis, saya masuk ke bis jurusan surabaya-jogja.
Daaaaaaaan mendarat dengan awesome ditemani rekening yang sudah terisi.
Pertanyaannya mau kemana?
Ke tempat paling mainstream sejagat raya. Iya saya ke borobudur. Sudah jangan dicibir. Borobudur ini bukti bahwa nggak cuma manusia aja yang dilupakan, bahkan candi berkali-kali dilupakan.
Masuk dengan membayar tiket Rp. 20.000 per orang. Dan pake acara nyewa payung, sekitar Rp. 5.000 an. Iya kita kesiangan bangun tidur, dan melalui dahsyatnya sinar matahari pukul dua belas siang.
Tapi ndak apa. Namanya juga manusia tempatnya kesiangan dan kelupaan.
Melanjutkan perjalanan yang kesiangan berubah menjadi kesorean, saya ke tempat mainstream kedua di jogja. Taman sari.
Udah jangan dicibir.
Taman adalah tempat yang biasa disebut tempat pacaran.
Dan saya malah goler-goleran dirumput.
Logika suryaning putri, di tempat mainstream berkelakuan anti mainstream.
Itu saya tiduran sambil bikin light painting di rerumputan.
Karena saya ingin pandai, dan tidak melupakan kenangan. Saya mampir ke benteng. Bukan. Bukan benteng takeshi.
Hehe saya bingung harus memilih kalimat pembuka seperti apa.
Jumat malam, menikmati puing-puing recehan terakhir di tanggal 26. Iya. Saya telat gajian dan memilih minum es campur delapan ribuan dipinggir jalan. Berkhayal seketika gajian dan mengikrarkan janji, 'gajian kita turun, tancap minggat travellingan'.
Dan 15 menit kemudian gajian...............
*hening*
*hening*
*hening*
Sejam kemudian saya sudah nangkring di terminal bungurasih.
Memilah dan memilih bis, saya masuk ke bis jurusan surabaya-jogja.
Daaaaaaaan mendarat dengan awesome ditemani rekening yang sudah terisi.
Pertanyaannya mau kemana?
Ke tempat paling mainstream sejagat raya. Iya saya ke borobudur. Sudah jangan dicibir. Borobudur ini bukti bahwa nggak cuma manusia aja yang dilupakan, bahkan candi berkali-kali dilupakan.
Masuk dengan membayar tiket Rp. 20.000 per orang. Dan pake acara nyewa payung, sekitar Rp. 5.000 an. Iya kita kesiangan bangun tidur, dan melalui dahsyatnya sinar matahari pukul dua belas siang.
Tapi ndak apa. Namanya juga manusia tempatnya kesiangan dan kelupaan.
Udah jangan dicibir.
Taman adalah tempat yang biasa disebut tempat pacaran.
Dan saya malah goler-goleran dirumput.
Logika suryaning putri, di tempat mainstream berkelakuan anti mainstream.
Itu saya tiduran sambil bikin light painting di rerumputan.
Karena saya ingin pandai, dan tidak melupakan kenangan. Saya mampir ke benteng. Bukan. Bukan benteng takeshi.
Kali ini saya nggak terlalu fokus pada moto makanan. Atau nglayap ke pedalaman. Saya menepati janji setelah turunnya gajian. Dan akhirnya saya jadian.
- 17.44
- 0 Comments