Kalian tau ndak artinya Ijenan?
Ijenan berasal dari kata dasar Ijen yang asalnya dari bahasa jawa yang artinya 'sendiri' yang jika digabung dengan akhiran -an menjadi Ijenan = Sendirian
Awal februari memang saya masih galau-galaunya eaaaaa tapi sebagai seorang single fighter traveller *halah* saya tetep keukeuh mau jalan. Kali ini saya ndak beneran sendirian, lebih tepatnya sendirian diantara rombongan. Mungkin akhir-akhir ini ditengah ramainya berbagai macam acara yang mengusung tema vacation, berkembang pula jasa open trip dan semacamnya. Dan saya mencobanya jugaaaaaaa~
Pilihannya jatuh ke compas petualang, saya didaftarin temen yang ceritanya berbulan madu berduaan. Fix saya butiran nyamuk aedes aegepti.
Paket yang saya ambil yaitu 300k dengan destinasi blue fire kawah ijen dan baluran serta pantai bama. Untuk baluran dan pantai bama sendiri saya sudah pernah sebelumnya kesana mungkin bisa dibaca di postingan berikut ini.
Dimulai dari meeting point di terminal bungurasih pukul 15.00 yang molor sampai sejam kemudian. #IndonesiaSelaluBegini
Setelah semua peserta sudah lengkap, kami (saya sbg nyamuk aedes aegepti dan beberapa pasangan yang berbulan madu, beberapa sisanya geng yang lagi reunian) dipandu oleh 2 orang sebagai TL nya. Dengan biaya yang sudah saya sebutkan diatas, kami mendapatkan akomodasi elf yang terhitung nyaman dan bersih.
Berangkat di penghujung senja, kami sempat mendapatkan makan di rumah makan yang saya lupa namanya, disebelah pom bensin yang cukup besar dan musholla yang sangat bersih serta menunya dan rasa makanan yang disajikan disana boleh saya katakan lumayan mungkin daerah paiton sana.
Karena ikut open trip kali ini saya nggak begitu bisa menjelaskan mengenai berapa tarif perijinan dan kelengkapan yang harus disiapkan.
Pukul 1 pagi kami sudah berada di pos pendakian Gunung Ijen, Bondowoso. Saya bingung, kok gunungnya lebih mirip midnight sale di mall-mall ketika akhir tahun atau menjelang lebaran. Mungkin, kembali lagi ke topik awal. Penyebaran vacation-vacation di beberapa acara televisi dan karena mungkin memang musim liburan.
Perjalanan dari pos awal ke puncak saya tempuh dalam 3 jam. Kenapa sampai 3 jam? Saya kena serangan fajar di setengah jam awal saya mulai jalan. Disini saya sungguh berterimakasih kepada kedua mas TL yang memberikan saya asupan diapet dua biji. Iya saya masternya serangan fajar. Dan lupa nggak bawa diapet.
Setelah insiden tadi saya akhirnya sanggup melanjutkan perjalanan.
Kawah ijen sendiri terkenal dengan blue firenya yang hanya ada dua di dunia, di Islandia dan di Indonesia yang terletak di Bondowoso ini.
Saya sempat melihat secara langsung blue fire yang dapat disaksikan di pukul 01.00 Hingga pukul 04.00 Tapi apa daya saya gak bawa kamera. Yaudah biar lega saya ambilin sumber dari mbah gugel aja.
Sempet ditawarin buat turun ke bibir kawah, saya asli mager buat turun kebawah. Mana batunya super gede super nanjak, tapi akhirnya jalan turun juga. Kata masnya nanggung terlanjur ke kawah ijen kalo gak sekalian liat ke kawah langsung.
Sekedar info, saya menyarankan untuk membawa mungkin kacamata, masker atau buff penutup hidung. Semakin turun dan dekat dengan bibir kawah, asap maupun gas yang muncul dari belerang semakin pekat.Perih ya di mata, hidung dan organ pernafasan lainnya.
Estimasi waktu turun mungkin 30-45 menitan dan untuk balik nanjaknya mungkin sekitar satu jam-an entah kenapa saya lebih suka nanjak daripada turun.
Kelar saya naik ke ijen-turun ke kawah-naik lagi ke ijen-turun lagi ke pos dan melanjutkan destinasi selanjutnya ke pantai bama.
Oh iya, saya lagi-lagi mendapatkan makan siang gratis dari compas petualang. Kali ini di rumah makan grafika, masih disekitar bondowoso sana.
Saya nyerah, ampun. Bodo amat kamar mandinya ngantri, tapi view di rumah makan ini zuper pecah. Menu yang disajikan entah karena bawaan saya lagi seneng makan diatas laut apa kenapa, yang jelas makanannya enak. Parah. Trus abis makan saya langsung kenyang males gerak dan ketiup angin.
Dimulai dari berangkat dari surabaya-nya yang agak ngaret, balada kebelet pups dijalan serta seluruh konspirasinya dan saya masih diijinkan menikmati sunset di savana bekol, taman baluran.
Di destinasi kali ini taman baluran, memang banyak objek wisata lagi didalamnya.
Pantai bama, disini saya nggak terlalu excited foto-foto cuma duduk minum es yang kemudian disautin monyet. Baluran yang memang 'rumahnya' para hewan, jadi saya sarankan untuk berhati-hati dengan seluruh barang bawaan kalian. Ada juga disebelah persis pantai bama, hutan mangrove yang masih tetep dikrubutin monyet disana.
Menginjak senja, saya goler-goleran di savana bekol dan sempat naik ke menara pantau yang berada tidak cukup jauh dari savana.
Singkatnya open trip termasuk salah satu pilihan untuk kalian yang mungkin mau jalan sendirian dengan tanpa ribet, aman dan nyaman. Siapa tau dijalan nemu kenalan, bisa jadian.
Eaaaaaaaa~
Ijenan berasal dari kata dasar Ijen yang asalnya dari bahasa jawa yang artinya 'sendiri' yang jika digabung dengan akhiran -an menjadi Ijenan = Sendirian
Awal februari memang saya masih galau-galaunya eaaaaa tapi sebagai seorang single fighter traveller *halah* saya tetep keukeuh mau jalan. Kali ini saya ndak beneran sendirian, lebih tepatnya sendirian diantara rombongan. Mungkin akhir-akhir ini ditengah ramainya berbagai macam acara yang mengusung tema vacation, berkembang pula jasa open trip dan semacamnya. Dan saya mencobanya jugaaaaaaa~
Pilihannya jatuh ke compas petualang, saya didaftarin temen yang ceritanya berbulan madu berduaan. Fix saya butiran nyamuk aedes aegepti.
Paket yang saya ambil yaitu 300k dengan destinasi blue fire kawah ijen dan baluran serta pantai bama. Untuk baluran dan pantai bama sendiri saya sudah pernah sebelumnya kesana mungkin bisa dibaca di postingan berikut ini.
Dimulai dari meeting point di terminal bungurasih pukul 15.00 yang molor sampai sejam kemudian. #IndonesiaSelaluBegini
Setelah semua peserta sudah lengkap, kami (saya sbg nyamuk aedes aegepti dan beberapa pasangan yang berbulan madu, beberapa sisanya geng yang lagi reunian) dipandu oleh 2 orang sebagai TL nya. Dengan biaya yang sudah saya sebutkan diatas, kami mendapatkan akomodasi elf yang terhitung nyaman dan bersih.
Berangkat di penghujung senja, kami sempat mendapatkan makan di rumah makan yang saya lupa namanya, disebelah pom bensin yang cukup besar dan musholla yang sangat bersih serta menunya dan rasa makanan yang disajikan disana boleh saya katakan lumayan mungkin daerah paiton sana.
Karena ikut open trip kali ini saya nggak begitu bisa menjelaskan mengenai berapa tarif perijinan dan kelengkapan yang harus disiapkan.
Pukul 1 pagi kami sudah berada di pos pendakian Gunung Ijen, Bondowoso. Saya bingung, kok gunungnya lebih mirip midnight sale di mall-mall ketika akhir tahun atau menjelang lebaran. Mungkin, kembali lagi ke topik awal. Penyebaran vacation-vacation di beberapa acara televisi dan karena mungkin memang musim liburan.
Perjalanan dari pos awal ke puncak saya tempuh dalam 3 jam. Kenapa sampai 3 jam? Saya kena serangan fajar di setengah jam awal saya mulai jalan. Disini saya sungguh berterimakasih kepada kedua mas TL yang memberikan saya asupan diapet dua biji. Iya saya masternya serangan fajar. Dan lupa nggak bawa diapet.
Setelah insiden tadi saya akhirnya sanggup melanjutkan perjalanan.
Kawah ijen sendiri terkenal dengan blue firenya yang hanya ada dua di dunia, di Islandia dan di Indonesia yang terletak di Bondowoso ini.
Saya sempat melihat secara langsung blue fire yang dapat disaksikan di pukul 01.00 Hingga pukul 04.00 Tapi apa daya saya gak bawa kamera. Yaudah biar lega saya ambilin sumber dari mbah gugel aja.
Source : http://survival491m.blogspot.co.id/2014/01/fenomena-alam-api-biru-blue-fire-di.html
Sempet ditawarin buat turun ke bibir kawah, saya asli mager buat turun kebawah. Mana batunya super gede super nanjak, tapi akhirnya jalan turun juga. Kata masnya nanggung terlanjur ke kawah ijen kalo gak sekalian liat ke kawah langsung.
Sekedar info, saya menyarankan untuk membawa mungkin kacamata, masker atau buff penutup hidung. Semakin turun dan dekat dengan bibir kawah, asap maupun gas yang muncul dari belerang semakin pekat.Perih ya di mata, hidung dan organ pernafasan lainnya.
Estimasi waktu turun mungkin 30-45 menitan dan untuk balik nanjaknya mungkin sekitar satu jam-an entah kenapa saya lebih suka nanjak daripada turun.
Kelar saya naik ke ijen-turun ke kawah-naik lagi ke ijen-turun lagi ke pos dan melanjutkan destinasi selanjutnya ke pantai bama.
Oh iya, saya lagi-lagi mendapatkan makan siang gratis dari compas petualang. Kali ini di rumah makan grafika, masih disekitar bondowoso sana.
Dimulai dari berangkat dari surabaya-nya yang agak ngaret, balada kebelet pups dijalan serta seluruh konspirasinya dan saya masih diijinkan menikmati sunset di savana bekol, taman baluran.
Pantai bama, disini saya nggak terlalu excited foto-foto cuma duduk minum es yang kemudian disautin monyet. Baluran yang memang 'rumahnya' para hewan, jadi saya sarankan untuk berhati-hati dengan seluruh barang bawaan kalian. Ada juga disebelah persis pantai bama, hutan mangrove yang masih tetep dikrubutin monyet disana.
Menginjak senja, saya goler-goleran di savana bekol dan sempat naik ke menara pantau yang berada tidak cukup jauh dari savana.
Singkatnya open trip termasuk salah satu pilihan untuk kalian yang mungkin mau jalan sendirian dengan tanpa ribet, aman dan nyaman. Siapa tau dijalan nemu kenalan, bisa jadian.
- 07.38
- 0 Comments