Ghost rider perairan Tulung Agung

01.35

Kali ini saya ingin flashback menceritakan perjalanan bersama ghost rider dengan lintasan surabaya-jombang-tulung agung.
Saya dengan 7 teman sisanya memulai perjalanan dari surabaya sekitar pukul 22.00 WIB. Menuju jombang dengan mata setengah nggak mau ldran, akhirnya kami serombongan tiba di rumah salah satu teman saya di jombang pukul 02.00 dini hari tentunya dipenuhi dengan drama tunggu-tungguan disepanjang jalan.
Diberikan tumpangan dan makanan, pagi harinya kami pamitan dari transit yang menguntungkan ini untuk kemudian melanjutkan camping di pantai sanggar yang terletak di tulung agung sana.
Perjalanan jombang tulung agung saya tempuh sekitar 3 jam an perjalanan.
Pantai sanggar ini sendiri terletak di Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung, dengan jalan yang menanjak naik dan turun batu-batuan dan tanah berpasir sekitar setengah jam dari pos perijinan harus saya tempuh untuk kemudian bisa goler-goleran di bibir pantai ini. Biaya tiket retribusinya masih seikhlasnya ketika saya kesana, entah kalau sekarang keadaannya bagaimana.
Di perjalanan kali ini dua dari total delapan anggotanya yang perempuan, jadi ketika beberapa sibuk bikin tenda saya berdua mulai masak-masak bahagia beberapa sisanya maen layangan.


Saya nggak paham filsafatnya main layangan di pantai apaan. Yaudahsih namanya juga hidup.
Sebenarnya disini sudah ada 2 warung yang berdiri, jadi buat kalian yang ingin sekedar santai bersama keluarga bisa banget kesini tanpa takut kelaparan. Ada satu kamar mandi disebelah warung yang berdampingan tadi, nggak antri-antri banget karena pantai ini memang masih sepi.
Oh iya malam-malam saya sempat dipertemukan dengan bulan yang lumayan dekat jaraknya.
Keesokan paginya saya diajak nanjak dikit dibelakang bukit yang namanya pathuk gebang, jadi disebelah pantai ini persis ada satu bukit yang lumayan rimbun kabarnya dibelakang bukit ini ada pantai yang lebih pecyah lagi karena akses kesananya yang harus jalan kaki naik turun hutan jadi disana benar-benar jauh dari warung-warungan dan semacamnya.
Lumayan kami jalan ada sejam-an, dengan medan seperti ini.
Yang kemudian benar-benar terbayarkan, bentar saya colokin headset muter lagu ini buat pengiringnya.
Capek, panas, ketiup angin, cuma bawa air putih sebotol kaga ada warung dan seluruh konspirasi alam disekitarnya. Saya jadi pengen tidur dibawah puun kelapa.
#LogikaSuryaningPutriSelaluBegini
Puas saya goler-goleran sebentar, kami harus nanjak balik lagi ke pantai sanggar dan melanjutkan perjalanan. Kami berdelapan lebih mirip pasukan zombie yang terdampar di kepulauan.
Sebelum kembali ke surabaya, kami masih menyempatkan mampir ke Air Terjun Alas Kandung terletak di wilayah pinggiran Alas (Hutan) Kandung Desa Tanen, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.
Aksesnya sama, naik turun batu-batuan dan tanpa berpasir. Tapi jaraknya lebih singkat mungkin 10-15 menitan sudah sampai. Biaya retribusinya juga sama masih gratis, parkirnya yang bayar satu motor 5000 rupiah aja kok guys.
Saya nggak nyemplung, cuma megangin kamera dipinggiran. Sebagai makhluk yang anti air dan nggak bisa ngambang saya pasrah jadi penitipan barang dadakan.
Saya agak nyesel kesana nggak bawa hammock, karena air terjun ini terletak didalam hutan jadi suasananya teduh adem dan buat kalian yang nggak terlalu jago renang atau bahkan sama sekali nggak bisa ngambang seperti saya. Saya sarankan bawa hammock, iket di puun trus menikmati hidup setelahnya.
Sinar matahari mulai meredup, saya bersama rombongan menguatkan mata kembali ke surabaya.
Semoga dilain waktu kita bertemu, dan berpapasan di perjalanan.
SeeU.

You Might Also Like

0 komentar