Menyeberang pulau Madura
07.06Sebelumnya maafkan saya dipemilihan judul 'Menyeberang' atau 'Nyeberang' yang saya nggak tau versi KBBI nya bener atau nggak, asal enak dibaca yaudah.
Lanjut ke perjalanan kali ini yang bermulai dari kebosanan hiruk pikuk kota Surabaya, dan waktu yang terlalu sempit kalau mau minggat keluar kota segala.
Minggu jam 12 siang saya memutuskan menyeberang pulau main ke Madura.
Sebenarnya akses menuju ke Madura bisa dilewati melalui jalur darat maupun laut, Jembatan Suramadu yang telah selesai pembangunannya ditahun 2009 menjadi pilihan akses untuk jalur darat.
Tapi saya mau mencoba jalur keduanya baik darat maupun laut.
Dimulai dari meeting point pelabuhan tanjung perak yang terletak di sebelah utara Kota surabaya. Saya bawa motor, biaya penyeberangan sebesar enam ribu rupiah untuk motor dan empat ribu rupiah untuk per orang an. Total saya bayar 14.000 rupiah sekali penyeberangan.
Kalau tidak salah jam terakhir kapal menepi sekitar pukul 7 malam. Dengan berbagai macam pilihan kapal, saya waktu itu dibawa oleh kapal Joko Dolog. Kampret. Kapal Joko Dolog ini dikenal punya asap paling ngebul. Pesan saya, apapun kapalnya usahakan jangan kapal Joko Dolog.
Melewati hampir satu jam diatas kapal, airnya nggak sejernih yang saya bayangkan. Mungkin karena perairan disini sering dilalui oleh kapal baik untuk pariwisata maupun aktifitas umumnya. Airnya sudah tercemar polusi menurut saya.
Kemudian mendarat ditanah madura dengan keringetan dan muka terbasuh polusi asapnya kapal, saya masih lagi disambut dengan panasnya cuaca pulau madura. *nangis diketek yayang*
Saya nggak tau mau kemana, awalnya saya cuma pengen ngrasain yang namanya naik kapal ke madura. Udah sampe trus saya melongo bingung mau gulung-gulung apa gimana. Yasudah saya nyari bebek, kabarnya ada Bebek Sinjay kuliner khas Madura yang ramenya kelewatan.
Terletak di Bangkalan, Madura. Setelah turun dari kapal menuju kesana mungkin ada 1,5 jam perjalanan. Saya nyetirnya kelewat selo soalnya. Sempet ketemu pelangi juga dipinggir jalan.
Kemudian baper.
Seperti pelangi yang setiiiiiia menunggu hujan reda.
#TerERK
Setelah sempat kena gerimis, ketemu pelangi akhirnya saya sampai ditengah-tengah antrian Bebek Sinjay. Fyi, parkirnya bayar 4000 buat motor. Sikampret.
Seporsi menu paket nasi bebek dengan teh botol seharga 25.000 akhirnya ludes masuk keperut semua.
Kenyang dan ngantuk.
Dengan suasana persawahan, hawa dingin abis kegrimisan dan kekenyangan saya semakin mager balik ke surabaya.
Tapi akhirnya dengan kekuata bulan saya sore-sorean balik ke surabaya, kali ini saya lewat jembatan suramadu.
Ketika saya kesana saya masih ditarik biaya retribusi sebesar 7000an mungkin, tapi kabarnya 2016 ini jembatan suramadu sudah digratiskan.
Mengakhiri jalan-jalan saya yang serba mendadak kali ini, intinya saya mau naik kapal lagi. Dan bonus. Sunset di daerah Kenjeran, Surabaya. Petchah.
0 komentar